My Blog List

Wednesday, January 27, 2010

Cerita Dewasaku Dengan Janda Mippin feed validation KEY=e81b8680

Cerita dewasaku lagi..Aku melihat jam di tanganku. Masih absolutist rupanya. Kira-kira setengah jam lagi waktu kuliah habis. Siang tadi kakak iparku nelepon, memintaku datang ke rumahnya setelah kuliah. Aku bertanya-tanya, karena biasanya hanya abangku saja yang menelponku, menanyakan sesuatu atau memintaku untuk menjaga rumahnya jika dia ada urusan keluar kota.

Rintik-rintik hujan mulai turun semakin lebat. Mbak Limah yang bekerja di rumah abangku ini bergegas ke halaman belakang untuk mengambil jemuran. Kemudian, “Den Mad!”, teriaknya keras dari belakang rumah. Aku berlari menuju arah suaranya dan melihat Mbak Limah terduduk di tepi jemuran. Kain jemuran berhamburan di sekitarnya.

“Den Mad, tolong Mbak Limah bawakan kain ini masuk”, pintanya sambil menyeringai mungkin menahan sakit.
“Mbak tadi tergelincir”, sambungnya.
Aku hanya mengangguk sambil mengambil kain yang berserakan lalu sebelah tanganku coba membantu Mbak Limah berdiri.

“Sebentar Mbak. Saya bawa masuk dulu kain ini”, kataku sembari membantunya memegang kain yang berada di tangan Mbak Limah. Aku bergegas masuk ke dalam rumah. Kain jemuran kuletakkan di atas kasur, di kamar Mbak Limah. Ketika aku menghampiri Mbak Limah lagi, dia sudah separuh berdiri dan mencoba berjalan terhuyung-huyung. Hujan semakin lebat seakan dicurahkan semuanya dari langit.

Aku menuntun Mbak Limah masuk ke kamarnya dan mendudukkan di kursi. Dadaku berdetak kencang ketika tanganku tersentuh buah dada Mbak Limah. Terasa kenyal sehingga membuat darah mudaku tersirap naik. Kuakui walau dalam umur awal 30-an ini Mbak Limah tidak kalah menariknya jika dibandingkan dengan kakak iparku yang berusia 25 tahun. Kulitnya kuning langsat dengan potongan badannya yang masih menarik perhatian lelaki. Tidak heran, pernah Mbak Limah kepergok oleh abangku bermesraan dengan laki-laki lain.

“Tolong ambilkan Mbak handuk”, pinta Mbak Limah ketika aku masih termangu-mangu.
Aku menuju ke lemari pakaian lalu mengeluarkan handuk dan kuberikan kepadanya.
“Terima kasih Den Mad”, katanya dan aku cuma mengangguk-angguk saja.
Kasihan Mbak Limah, dia adalah wanita yang batten lemah lembut. Suaranya halus dan lembut. Bibirnya senantiasa terukir senyum, walaupun dia tidak tersenyum. Rajin dan tidak pernah sombong atau membantah. Dianggapnya rumah abangku seperti rumah keluarganya sendiri. Tak pernah ada yang menyuruhnya karena dia tahu tanggung jawabnya.

Kadang-kadang saya memberinya sedikit uang, bila saya datang ke sana. Bukan karena apa, sebab dia mempunyai sifat yang bisa membuat orang sayang kepadanya. Abangku tidak pernah memarahinya. Gajinya setiap bulan disimpan di bank. Pakaiannya dibelikan oleh kakak iparku hampir setiap bulan. Memang dia cantik, dan tak tahu apa sebabnya hingga suaminya menceraikannya. Kabarnya dia benci karena suaminya capital serong. Hampir 6 tahun lebih dia menjanda setelah menikah hanya 3 bulan. Sekarang dia baru berusia 33 tahun, masih muda.

Kalau masalah kecantikan, memang kulitnya putih. Dia keturunan Cina. Rambutnya mengurai lurus hingga ke pinggang. Dibandingkan dengan kakak iparku, masing-masing ada kelebihannya. Kelebihan Mbak Limah ialah sikapnya kepada semua orang. Budi bahasanya halus dan sopan.

Mbak Limah berdiri lalu mencoba berjalan menuju ke kamar mandi. Melihat keadaannya masih terhuyung-huyung, dengan cepat kupegang tangannya untuk membantu. Sebelah tanganku memegang pinggang Mbak Limah. Kutuntun menuju ke pintu kamar mandi. Terasa sayang untuk kulepaskan peganganku, sebelah lagi tanganku melekat di pinggangnya.

Mbak Limah menghadap ke diriku saat kutatap wajahnya. Mata kami saling bertatapan. Kulihat Mbak Limah sepertinya senang dan menyukai apa yang kulakukan. Tanganku jadi lebih berani mengusap-usap lengannya lalu ke dadanya. Kuusap dadanya yang kenyal menegang dengan puting yang mulai mengeras. Kudekatkan mulutku untuk mencium pipinya. Dia berpaling menyamping, lalu kutarik lagi pipinya. Mulut kamipun bertemu. Aku mencium bibirnya. Inilah pertama kalinya aku melakukannya kepada seorang wanita.

Erangan halus keluar dari mulut Mbak Limah. Ketika kedua tanganku meremas punggungnya dan lidahku mulai menjalari leher Mbak Limah. Ini semua akibat blur BF dari CD-Rom yang sering kutonton dari rumah teman.

Mbak Limah bersandar ke dinding, tetapi tidak meronta. Sementara tanganku menyusup masuk ke dalam bajunya, mulut dan lidahnya kukecup. Kuhisap dan kugelitik langit-langit mulutnya. Kancing BH-nya kulepaskan. Tanganku bergerak bebas mengusap buah dadanya. Putingnya kupegang dengan lembut. Kami sama-sama hanyut dibuai kenikmatan walaupun kami masih berdiri bersandar di dinding.

Kami terangsang tak karuan. Nafas kami semakin memburu. Aku merasa tubuh Mbak Limah menyandar ke dadaku. Dia sepertinya pasrah. Baju daster Mbak Limah kubuka. Di dalam cahaya remang dan hujan lebat itu, kutatap wajahnya. Matanya terpejam. Daging kenyal yang selama ini terbungkus rapi menghiasi dadanya kuremas perlahan-lahan.

Bibirku mengecup puting buah dadanya secara perlahan. Kuhisap puting yang mengeras itu hingga memerah. Mbak Limah semakin gelisah dan nafasnya sudah tidak teratur lagi. Tangannya cheat menarik-narik rambutku, sedangkan aku tenggelam di celah buah dadanya yang membusung. Mulutnya mendesah-desah, “Ssshh…, sshh!”.

Puting payudaranya yang merekah itu kujilat berulangkali sambil kugigit perlahan-lahan. Kulepaskan ikatan kain di pinggangnya. Lidahku kini bermain di pusar Mbak Limah, sambil tanganku mulai mengusap-usap pahanya. Ketika kulepaskan ikatan kainnya, tangan Mbak Limah semakin kuat menarik rambutku.

“Den Maddd…, Den Mad”, suara Mbak Limah memanggilku perlahan. Aku terus melakukan usapanku. Nafasnya terengah-engah ketika celana dalamnya kutarik ke bawah. Tanganku mulai menyentuh daerah kemaluannya. Rambut halus di sekitar kemaluannya kuusap-usap perlahan.

Ketika lidahku baru menyentuh kemaluannya, Mbak Limah menarikku berdiri. Pandangan matanya terlihat sayu bagai menyatakan sesuatu. Pandangannya ditujukan ke tempat tidurnya. Aku segera mengerti maksud Mbak Limah seraya menuntun Mbak Limah menuju tempat tidur. Bau kemaluannya merangsang sekali. Dengan satu bau khas yang sukar diceritakan.

“Den Maddd…”, bisiknya perlahan di telingaku. Aku terdiam sambil mengikuti apa yang kuinginkan. Mbak Limah sepertinya membiarkan saja. Kami benar-benar tenggelam. Mbak Limah kini kutelanjangkan. Tubuhnya berbaring telentang sambil kakinya menyentuh lantai. Seluruh tubuhnya cukup menggiurkan. Mukanya berpaling ke sebelah kiri. Matanya terpejam. Tangannya mendekap kain sprei. Buah dadanya membusung seperti minta disentuh.

Puting susunya terlihat berair karena liur hisapanku tadi. Perutnya mulus dan pusarnya cukup indah. Kulihat tidak ada lipatan dan lemak seperti perut wanita yang telah melahirkan. Memang Mbak Limah tidak memiliki anak karena dia bercerai setelah menikah 3 bulan. Kakinya merapat. Karena itu aku tidak dapat melihat seluruh kemaluannya. Cuma sekumpulan rambut yang lebat halus menghiasi bagian bawah.

Kemudian, tanganku terus membuka kancing bajuku satu-persatu. ritsluiting jeans-ku kuturunkan. Aku telanjang bulat di hadapan Mbak Limah. Penisku berdiri tegang melihat kecantikan sosok tubuh Mbak Limah. Buah dada yang membusung dihiasi puting kecil dan daerah di bulatan putingnya kemerah-merahan. Indah sekali kupandang di celah pahanya. Mbak Limah telentang kaku. Tidak bergerak. Cuma nafasnya saja turun naik.

Lalu akupun duduk di pinggir kasur sambil mendekap tubuh Mbak Limah. Sungguh lembut tubuh mungil Mbak Limah. Kupeluk dengan gemas sambil kulumat mesra bibir ranumnya. Tanganku meraba seluruh tubuhnya. Sambil memegang puting susunya, kuremas-remas buah dada yang kenyal itu. Kuusap-usap dan kuremas-remas. Nafsuku terangsang semakin hebat. Penisku menyentuh pinggang Mbak Limah. Kudekatkan penisku ke tangan Mbak Limah. Digenggamnya penisku erat-erat lalu diusap-usapnya.

Memang Mbak Limah tahu apa yang harus dilakukan. Maklumlah dia pernah menikah. Dibandingkan denganku, aku cuma tahu teori dengan melihat blur BF, itu saja. Tanganku terus mengusap perutnya hingga ke celah selangkangannya. Terasa berlendir basah di kemaluannya.

Aku beralih dengan posisi 69. Rupanya Mbak Limah mengerti keinginanku. Lalu dipegangnya penisku yang sudah tegang dan dimasukkannya ke dalam mulutnya. Mataku terpejam-pejam ketika lidah Mbak Limah melumat kepala penisku dengan lembut. Penisku dikulum sampai ke pangkalnya. Sukar untuk dibayangkan betapa nikmatnya diriku. Bibir Mbak Limah terasa menarik-narik batang penisku. Tidak tahan diperlakukan begitu aku lalu mengerang menahan nikmat.

Kubuka lebar-lebar paha Mbak Limah sambil mencari liang vaginanya. Kusibakkan vaginanya yang telah basah itu. Kujulurkan lidahku sambil memegang clitorisnya. Mbak Limah mendesah. Kujilat-jilat dengan lidahku. Kulumat dengan mulutku. Liang kemaluan Mbak Limah semakin memerah. Bau kemaluannya semakin kuat. Aku jadi semakin terangsang. Seketika kulihat air berwarna putih keluar dari lubang vaginanya. Tentu Mbak Limah sudah cukup terangsang, pikirku.

Aku kembali pada posisi semula. Tubuh kami berhadapan. Tangannya menarik tubuhku untuk rebah bersama. Buah dadanya tertindih oleh dadaku. Mbak Limah memperbaiki posisinya ketika tanganku mencoba mengusap-usap pangkal pahanya. Kedua Kaki Mbak Limah mulai membuka sedikit ketika jariku menyentuh kemaluannya. Lidahku mulai turun ke dadanya. Putingnya kuhisap sedikit kasar. Punggung Mbak Limah terangkat-angkat ketika lidahku mengitari perutnya.

Akhirnya jilatanku sampai ke celah pahanya. Mbak Limah semakin membuka pahanya ketika aku menjilat clitorisnya, kulihat Mbak Limah sudah tidak bergerak lagi. Kakinya kadang-kadang menjepit kepalaku sedangkan lidahku sibuk mencari tempat-tempat yang bisa mendatangkan kenikmatan baginya.

Erangan Mbak Limah semakin kuat dan nafasnya pun yang terus mendesah. Rambutku di tarik-tariknya dengan mata terpejam menahan kenikmatan. Aku bertanya, “Gimana Mbak rasanya?”, suaraku lembut dan sedikit manja. Dia tidak menjawab. Dia hanya membuka matanya sedikit sambil menarik napas panjang. Aku mengerti. Itu bertanda dia setuju. Tanpa disuruh, aku mengarahkan penisku ke arah lubang vaginanya yang kini telah terbuka lebar. Lendir dan liurku telah banjir di gerbang vaginanya.

Kugesek-gesekan kepala penisku di cairan yang membanjir itu. Perlahan-lahan kutekan ke dalam. Tekanan penisku memang agak sedikit susah. Terasa sempit. Kulihat Mbak Limah menggelinjang seperti kesakitan.

“Pelan-pelan Den Madd!”, Mbak Limah berbicara dengan nafas sesak. Aku sekarang mengerti. Kemaluan Mbak Limah sudah sempit lagi setelah 6 tahun tidak disetubuhi, walaupun dia sudah tidak perawan lagi. Memang aku belum berpengalaman kerena ini merupakan pertama kalinya aku menyetubuhi seorang wanita walau umurku sudah matang.

Kutekan lagi. Kumasukkan penisku perlahan-lahan. Kutekan punggungku ke depan. sangat hati-hati. Terasa memang sempit. Lalu Mbak Limah memegang lenganku erat-erat. Mulutnya meringis seperti orang sedang menggigit tulang. Hanya sebagian penisku yang masuk. Kubiarkan sebentar penisku berhenti, terdiam. Mbak Limah juga terdiam. Tenang.

Sementara itu, kupeluk tubuh Mbak Limah dengan gemas sambil memainkan buah dadanya, menjilat, mengusap dan menggigit-gigit lembut. Mulutnya kukecup sambil lidahnya kumainkan. Kami memang sudah sangat bernafsu dan terangsang.

Lalu kemudian aku bertanya dengan suara lembut, “Mau diteruskan…?”. Mbak Limah membuka matanya. Di bibirnya terlihat senyum manis yang menggairahkan.
Kutekan penisku ke dalam. Kemudian kutarik ke belakang perlahan-lahan. Kuhentakkan perlahan-lahan. Memang sempit kemaluan Mbak Limah, mencengkram seluruh batang penisku. Penisku terasa seperti tersedot di dalam vagina Mbak Limah. Kami makin terangsang!

Penisku mulai memasuki kemaluan Mbak Limah lebih lancar. Terasa hangatnya sungguh menggairahkan. Mata Mbak Limah terbuka menatapku dengan pandangan yang sayu ketika penisku mulai kukeluar-masukkan. Bibirnya dicibirkan rapat-rapat seperti tidak sabar menunggu tindakanku selanjutnya.

Sedikit demi sedikit penisku masuk sampai ke pangkalnya. Mbak Limah mendesah dan mengerang seiring dengan keluar-masuknya penisku di kemaluannya. Kadang-kadang punggung Mbak Limah terangkat-angkat menyambut penisku yang sudah melekat di kemaluannya.

Berpuluh-puluh kali kumaju-mundurkan penisku seiring dengan nafas kami yang tidak teratur lagi. Suatu ketika aku merasakan badan Mbak Limah mengejang dengan mata yang tertutup rapat. Tangannya memeluk erat-erat pinggangku. Punggungnya terangkat tinggi dan satu keluhan berat keluar dari mulutnya secara pelan. Denyutan di kemaluannya terasa kuat seakan melumatkan penisku yang tertanam di dalamnya.

Goyanganku semakin kuat. Kasur Mbak Limah bergoyang mengeluarkan bunyi berdecit-decit. Leher Mbak Limah kurengkuh erat sambil badanku rapat menindih badannya. Ketika itu seolah-olah aku merasakan ada denyutan yang menandakan air maniku akan keluar. Denyutan yang semakin keras membuat penisku semakin menegang keras. Mbak Limah mengimbanginya dengan menggoyangkan pinggulnya.

Goyanganku semakin kencang. Kemaluan Mbak Limah semakin keras menjepit penisku. Kurangkul tubuhnya kuat-kuat. Dia diam saja. Bersandar pada tubuhku, Mbak Limah lunglai seperti tidak bertenaga. Kugoyang terus hingga tubuh Mbak Limah seperti terguncang-guncang. Dia membiarkan saja perlakuanku itu. Nafasnya semakin kencang.

Dalam keadaan sangat menggairahkan, akhirnya aku sampai ke puncak. Air maniku muncrat ke dalam kemaluan Mbak Limah. Bergetar badanku saat maniku muncrat. Mbak Limah mengait pahaku dengan kakinya. Matanya terbuka lebar memandangku. Mukanya serius. Bibir dan giginya dicibirkan. Nafasnya terengah-engah. Dia mengerang agak kuat.

Waktu aku memuntahkan lahar maniku, tusukanku dengan kuat menghunjam masuk ke dalam. Kulihat Mbak Limah menggelepar-gelepar. Dadanya terangkat dan kepalanya mendongak ke belakang. Aku lupa segala-galanya. Untuk beberapa saat kami merasakan kenikmatan itu. Beberapa tusukan tadi memang membuat kami sampai ke puncak bersama-sama. Memang hebat. Sungguh puas.

Memang inilah pertama kalinya aku melakukan senggama. Mbak Limah lah wanita pertama yang mendapatkan air perjakaku. Walaupun dia seorang janda, bagiku dia adalah wanita yang sangat cantik. Waktu kami melakukan senggama tadi, kami berkhayal entah kemana. Mbak Limah memang hebat dalam permainannya. Sebagai seorang yang tidak pernah merasakan kenikmatan persetubuhan, bagiku Mbak Limah betul-betul memberiku surga dunia.

Aku terbaring lemas di sisi Mbak Limah. Mataku terpejam rapat seolah tidak ada tenaga untuk membukanya. Dalam hati aku puas karena dapat mengimbangi permainan ranjang Mbak Limah. Kulihat Mbak Limah tertidur di sebelahku. Kejadian yang tidak pernah kuimpikan, terjadi tanpa dapat dielakkan. Mbak Limah juga telentang dengan mata tertutup seperti kelelahan, mungkin lelah setelah dapat menghilangkan keinginan batinnya sejak menjanda 6 tahun yang lalu.

Kami masih berpelukan. Kemudian Mbak Limah terasa seperti mengusap mukaku. Kubuka mataku. Dia tersenyum. Aku tersenyum. Seolah-olah kami tidak merasa aneh berpelukan tanpa sehelai benang pun di tubuh kami. Dia mencium bibirku.

Dia berbisik ketelingaku, “Terima kasih ya Den Mad. Mbak…” Belum sempat dia menghabiskan kata-katanya, aku bertanya, “Mbak puas…?”. Dia tersenyum dan mengangguk. “Dua kali!”, jawabnya ringkas.
“Den Mad kamu memang hebat, penismu juga besar! Panjang!”, katanya.
Sementara itu ia mengocokkan batang penisku. Suaranya membangkitkan gairahku.

“Mbak suka?”, tanyaku. Dia tersenyum. Dia mengangguk tanda suka. Saat itu juga tanganku memegang buah dadanya. Tangannya mengocok terus penisku. Penisku tegang lagi. Kami jadi terangsang lagi.

“Mbak mau lagi?”, tanyaku dengan suara manja. Dia tersenyum manis. Apa yang kuimpikan kini benar-benar menjadi kenyataan. Perlahan-lahan kubuka selimutnya. Kulihat kaki Mbak Limah sudah mengejang. Sedikit demi sedikit terus kutarik selimutnya ke bawah. Segunduk daging mulai terlihat. Ufff…, detak jantungku kembali berdegup kencang. Kunikmati kembali tubuh Mbak Limah tanpa perlawanan. Gundukan bukit kecil yang bersih, dengan bulu-bulu tipis yang mulai tumbuh di sekelilingnya, tampak berkilat di depanku.

Kurentangkan kedua kakinya hingga terlihat sebuah celah kecil di balik gundukan bukit Mbak Limah. Kedua belahan bibir mungil kemaluannya kubuka. Melalui celah itu kulihat semua rahasia di dalamnya. Aku menelan air liurku sendiri sambil melihat kenikmatan yang telah menanti. Kudekatkan kepalaku untuk meneliti pemandangan yang lebih jelas. Memang indah membangkitkan birahi. Tak mampu aku menahan ledakan birahi yang menghambat nafasku. Segera kudekatkan mulutku sambil mengecup bibir kemaluan Mbak Limah dengan bibir dan lidahku.

Rakus sekali lidahku menjilati setiap bagian kemaluan Mbak Limah. Terasa seperti tak ingin aku menyia-nyiakan kesempatan yang dihidangkannya. Setiap kali lidahku menekan keras ke bagian daging kecil yang menonjol di mulut vaginanya, Mbak Limah mendesis dan mendesah keenakan. Lidah dan bibirku menjilat dan mengecup perlahan. Beberapa kali kulihat Mbak Limah mengejangkan kakinya.

Aku sangat menikmati bau khas dari liang kemaluan Mbak Limah yang memenuhi relung hidungku. Membuat lidahku bergerak semakin menggila. Kutekan lidahku ke lubang kemaluan Mbak Limah yang kini sedikit terbuka. Rasanya ingin kumasukkan lebih dalam lagi, tapi tidak bisa. Mungkin karena lidahku kurang keras. Tetapi, kelunakan lidahku itu membuat Mbak Limah beberapa kali mengerang karena nikmat.

Dalam keadaan sudah terangsang, kutarik tubuh Mbak Limah ke posisi menungging. Ia menuruti permintaanku dan bertanya dengan aught manja.
“Den Mad mau diapakan badan Mbak?”, bisiknya.
Aku rasa dia tak pernah diperlakukan seperti ini oleh suaminya dulu. Aku diam saja. Kuatur posisinya. Tangannya meremas sprei hingga kusut. Air mani Mbak Limah sudah membasahi kemaluannya. Kubuka pintu kemaluannya. Kulihat dan perhatikan dengan seksama. Memang aku tidak pernah melihat kemaluan wanita serapat itu. Kucium kemaluan Mbak Limah. Bau anyir dan bau air maniku bercampur dengan bau asli vagina Mbak Limah yang merangsang. Bau vagina seorang wanita!

Jelas semua! Bulu kemaluan Mbak Limah yang lembab dan melekat berserakan di sekitar vaginanya. Kusibakkan sedikit untuk memberi ruang. Kumasukkan jari telunjukku ke dalam lubang vaginanya. Kumain-mainkan di dalamnya. Kulihat Mbak Limah menggoyang punggungnya. Kucium dan kugigit daging kenyal punggungnya yang putih bersih itu. Kemudan kurangkul pinggangnya. Kumasukkan penisku ke liang vaginanya. Pinggang Mbak Limah seperti terhentak.

Perlahan-lahan kutusukkan penisku yang besar panjang ke lubang vaginanya dengan posisi “doggy-style”. Tusukanku semakin kencang. Nafsu syahwatku kembali sangat terangsang. Kali ini berkali-kali aku mendorong dan menarik penisku. Hentakanku memang kasar dan ganas. Kuraih pinggang Mbak Limah. Kemudian beralih ke buah dadanya. Kuremas-remas semauku, bebas. Rambutnya acak-acakan.

Lama juga Mbak Limah menahan lampiasan nafsuku kali ini. Hampir setengah jam. Maklumlah ini adalah kedua kalinya. Tusukanku memang hebat. Kadang cepat, kadang pelan. Kudorong-dorong tubuh Mbak Limah. Dia melenguh. Dengusan dari hidungnya memanjang. Berkali-kali. Seperti orang terengah-engah kecapaian. “Ehh.. ek, Ekh, Ekh.”

Akirnya aku merasakan air maniku hampir muntah lagi. Waktu itu kurangkul kedua bahu Mbak Limah sambil menusukkan penisku ke dalam. Tenggelam semuanya hingga ke pangkalnya. Waktu itulah kumuntahkan spermaku. Kutarik lagi, dan kuhunjamkan lagi ke dalam. Tiga empat kali kugoyang seperti itu. Mbak Limah terlihat pasrah mengikuti hentakanku.

Kemudian kupeluk tubuhnya walaupun penisku masih tertancap di dalam kemaluannya. Kuelus-elus buah dadanya. Kudekati mukanya. Kami berciuman. Begitu absolutist hingga terasa penisku kembali normal. Mbak Limah sepertinya kelelahan. Keringat bercucuran di dahi kami. Kami telentang miring sambil berpelukan. Mbak Limah terlihat lemas lalu tertidur.

Melihat Mbak Limah begitu, dan hujan masih belum reda, birahiku bangkit kembali. Kurangkul tubuh Mbak Limah dan aku bermain sekali lagi. Kali ini Mbak Limah menyerah. Dia tidak menolak. Kumainkan kemaluannya sampai puas. Bau di kamar ini adalah bau air mani kami. Bunyi tempat tidur pun berdecit-cit. “Ahh… aaghh.”

Sesudah itu perlahan-lahan aku berdiri dan memakai kembali pakaianku. Aku keluar dari kamar Mbak Limah menuju ke ruang depan. Sewaktu aku keluar, barulah aku sadar pintu kamar Mbak Limah tidak tertutup rapat.

Rupa-rupanya kakak iparku sudah pulang. Mendadak aku pucat kalau-kalau kejadian tadi disaksikan oleh kakak iparku. Aku keluar sambil mencoba berlagak seperti tidak terjadi apa-apa. Kemudian aku duduk di sofa. Sebentar kemudian kakak iparku datang membawa minuman. Kulihat mukanya biasa saja. Kuyakinkan diriku bahwa kakak iparku tidak tahu apa yang telah terjadi tadi antara aku dengan Mbak Limah.

Aku bertanya, “Abang tidak pulang sama Mbak?”
“Tidak. Dia ke Singapore 4 hari!”, jawabnya. Dia tersenyum.
“Minumlah!”, dia mempersilakanku.

Kemudian dia berjalan menuju ke kamarnya. Aku duduk dan menonton blur “Airforce One”. “Mbak sebentar lagi mau pergi, ambil mobil di sana. Nanti malam tolong kamu tidur di sini ya, sekilan jaga rumah!”, katanya pendek.

Memang bagitulah biasanya. Kalau abangku tidak ada, aku yang jadi sopir kakak iparku untuk membawa Mercedez-nya ke mana-mana. Malam itu aku tidak pulang ke flatku. Tidur di rumah abangku! Memang ada kamar khusus untukku di rumahnya yang cukup besar itu. Tapi yang lebih spesial lagi bagiku adalah tidur dalam pelukan Mbak Limah.

Monday, January 25, 2010

Tanteku Girang

Cerita Dewasa ini terjadi saat gw masih berumur 16thn dan masih bersekolah di salah satu SMA di Jakarta. Nama gw Doni peranakan Canada – Indonesia so kata teman-teman wajah gw lumayan….ganteng_hehehe.dengan tinggi 180cm bisa dibilang gw di atas rata2 jadi bakal gampang ngegaet kaum hawa. Gw lahir di Canada tapi wktu umur 10thn Papa ditugasin tuk balik lg kerja di Jakarta so gw juga ikut,mula2 Jakarta asing juga bagi gw tapi absolutist kelamaan gw juga dapat terbiasa.
Terus terang walau absolutist tinggal di Luar pemikiran gw lebih condong ke pemikiran timur coz nyokap tetap berpegang teguh pada adat istiadat timur and terus menanamkan adat istiadat additional prinsip2 yg keras ma anaknya.awal mula kisah gw ni dimulai saat musim liburan,bokap n nyokap gw balik ke Canada tuk liburan tapi gw ga ikut karena males bgt kalo cuma bentar doank liburan ke sana sogw lebih milih liburan di sini. Sebelum berangkat Astronomic bilang ma gw kalau nanti bosen di sini mendingan jalan – jalan ke bandung aja sekalian jenguk kakek serta tante Anne(adik mama) dan seingatku Tante Anne dah absolutist bgt ga ke Jakarta dan Astronomic hanya berhubungan via telphone doank.
Petualangan dimulai ketika seminggu kemudian gw maen ke Bandung,hari pertama di Bandung gw habiskan melepas kangen ma kakek. hari kedua di Bandung gw minta di antar ma supir ke rumahnya tante Anne. Rumahnya terletak di salah satu kompleks perumahan yg cukup elit di Bandung,sebelumnya astronomic sudah menelfon dan memberitahukan kepadanya bahwa gw akan datang.
”Doni…..wahh sudah besar sekali kamu sekarang yah,sudah tidak ngeh lagi tante sama kamu sekarang…Hahaha” kira-kira begitulah katanya sewaktu pertama kali melihatku setlah sekian tahun ga ketemu. Wajahnya masih saja seperti yang dulu seakan tidak bertambah tua sedikitpun. ”Oh yah..tuh supirnya disuruh pulang ja nanti Doni pake aja mobil tante kalau mau pulang” gw pun mengiyakan dan menyuruh supir pulang. Hari itu kami banyak bercerita dan tak terasa tiba waktunya untuk dinner.
”makan dulu yuk Don…itu sudah disiapkan makanannya sama bibi”katanya sambil menunjuk pembantunya. ”kita tidak menunggu om joe dulu tante”gw coba menanyakan suaminya.”ga usah lah tadi om sudah nelf dan bilang ga bakal pulang malam ini”tante anne menjelaskan,maklum suaminya tante anne anak salah satu konglomerat di Bandung.rumah sebesar ini Cuma dihuni sendirian bersama pembantunya karena walau dah absolutist menikah tapi tante yg satu ini mang lom dikaruniai anak.sambil makan kami bercerita panjang lebar.
”kamu berani pulang sendiri semalam ini don”katanya sambil melirik jam dinding yang sudah menunjukkan jam 21.00. ”ahh berani kok tante…”jawab gw. ”mendingan kamu tidur disini aja malem ini deh…nanti tante yang blast kakek,lagian diatas kan ada kamar kosong”. Aku pun mengiyakan tawaran tante anne dan dalam hati aku mengira dia menyuruhku menginap karena takut sendirian,sumpah ga da sama sekali pikiran negatif tentang tawarannya. ”oh iya…kalau mau mandi air panas pake aja kamar mandi di kamar tante.nanti kamu pakai aja bajunya om joe. Yuk sini”ajak tante anne.aku pun mengangguk sambil mengikutinya.kamar mandi yang dimaksud terletak di dalam kamarnya.
Lalu dia mengambil T-shirt dan celana pendek untuk gw,gw langsung membawa pakaian itu ke kamar mandi,abis mandi gw kaget ngliat tante anne. Dia tidur tengkurap peke aju tidur tipis,kliatan jelas Cdnya tapi gw gax ngliat tali bra di punggungnya.Terangsang juga ngliat pemandangan kaya gitu,kayaknya dia tertidur waktu nonton TV karena Tvnya masih menyala. Gw berjalan ke arah TV untuk matiin tuh TV,melihat adegan panas yg berlangsung di layar kaca mendadak gw langsung diem n ga jadi matiin.gw liat kebelakang tante anne masih tidur , sekedar iseng gw berdiri sambil nonton tuh adegan.
Tiba-tiba terdengar teguran halus tante anne diikuti tawa tertahannnya. Gw malu banget sambil berbalik ke belakang dan mencoba senyum semanis mungkin_wuakakaka,waktu gw berbalik tante anne dah duduk tegak diatas kasur. ”kirain tante dah tidur”gw coba memecahkan kebuntuan otak sambil berjalan keluar kamar. ”Doni..bisa tolong pijit badan tante ga??….pegel semua nih”terdengar suara hlaan nafas panjang dan suara kain jatuh ke lantai.saat gw berbalik mo ngejawab tante anne dah tidur tengkurap but this time dah tanpa baju tidur,satu-satunya yang masih dipakai cuma celana dalam….Thanks god >_< ”
Kayak kucing dikasih ikan asin…gw pun langsung jalan mendekati tante anne.sedikit canggung langsung gw letakkan tangan di bahunya. ”Om Joe kapan pulang tante?”iseng nanya coz takut di gerebek ma suaminya. ”hhhmmm…kalau om tuh jarang pulang,kebanyakan affair ke luar kota kayak sekarang ini”jawab tante anne. ”Fffffuuuh…”Ngedenger kata luar kota helaan nafas panjang terdengar dari mulut gw.
”turun dikit donk Don…masa di bahu terus”pinta tante anne,aku pun langsung menurunkan pijitan ke daerah punggung. Tak absolutist kemudian ”kamu duduk aja di atas pantat tante…supaya lebih kuat pijitannya…”gw yang tadi duduk di sampingnya langsung mengambil posisi ke atas pantatnya. ”uungnnnghh…berat juga kamu..”dengus tante anne. ”Heehehehe…tadi katanya disuruh duduk di sini…”jawab gw asal coz dah ga konsen gara2 pantatntya yang empuk banget. Alat kelamin gw dah tegang banget,sesekali gw tekan ke belahan pantatnya tante anne.
”Sudah belom tan..??dah cape nih!!!”kata gw setelah tangan dah kerasa pegel. ”iyah….kamu berdiri duludeh…tante mu balik…”,aku berdiri dan tante anne sekarang berbalik posisi. Sekarang gw bisa ngliat wajahnya yg cantik serta payudaranya yang masih kenceng itu tepat di hadapan gw.puting susunya yang merah kecoklatan terlihat begitu menantang. Gw sampe bengong ngliat gituan.
”hey pijit bagian depan donk sekarang…”katanya. Gw duduk diatas pahanya,langsung ja gw remas dengan lembuat kedua teteknya. ”Geli….hihihihi”cekikikan dia. gw benar-benar dah ga bisa ngendaliinafsu gw lagi. Gw tarik celana dalamnya dengan agak kasar,gw akui inilah pertama kalinya ngliat wanita telanjang secara nyata di depan mata. Tante anne membuka lebar kedua pahanya begitu celana dalamnya gw lepas dan langsung mem*knya lengkap dengan sang klitoris yg dihiasi bulu halus yg dicukur rapi membentuk segitiga indah. ”kamu sudah sering beginian Don…??”,tanyanya, ”Ehhh…….tidak koq…baru kali ini tante..”jawabku dengan nafas yang semakin memburu..kata – kata pun sudah sulit tuk gw ucapkan. Nafas tante anne juga sudah gax tenang,kliatan dari dadanya yg dah mulai naik turun ga teratur.
”Jilatin donk sayang….”katanya memelas dengan mata sayu yang dah sangat meminta tuk gw puaskan. Mulanya ragu juga tapi gw dekatkan juga kepala gw ke mem*knya. ga ada bau sama sekali,pasti tante anne rajin ngerawat MQ’nya. Gw kluarin lidah menjamah mem*knya menjilati dari bawah menuju pusar . beberapa menit lidah gw bermain dengan mem*knya tante anne sudah mengerang dan menggelinjang kecil menahan nikmat. Gw berdiri sebentar dan melepaskan semua pakaian. Bengong dia ngliat kont*l gw yg 18 cm itu,gw Cuma tersenyum dan melanjutkan permainan lidah gw di mem*knya dia. Beberaa saat kemudian ia meronta menjepit kepalaku dngan pahanya lalu menekan kepala gw dengan kedua tangannya supaya lebih menempel lagi dengan mem*knya yang dah basah….
Ngeliat dia kyak gitu,langsung ja gw kulum klitorisnyadan memainkannya dengan lidah di dalam mulut, beberapa absolutist gw meraasakan cairan hangat semakin banyak mengalir keluar dari alat kelaminnya. ”Aaaarrrrgghhh….jilatan kamu enak banget Don”,kata tante anne waktu mencapai klimaks pertamanya. ”benar-benar hebat lidah kamu Don,tante sudah ga kuat lagi berdiri…dah absolutist tante ga puas kaya gini”,gw Cuma tersenyum kecil..perlahan ge tarik kedua kakinya ke pinggir tempat tidur,gw buka pahanya selebar-lebarnya dan skarang mem*knya dah terbuka lebar.
Nampaknya dia masih nikmatin peristiwa tadi dan ga sadar yang sedang gw lakuin. Begitu dia sadar kont*l gw sudah menempel di bibir mem*knya. Ia menjerit tertahan,lalu ia pura2 meronta nggak mau,gw juga ga tahu cara memasukkan kont*l gw karena punya tante anne berbeda banget ma punya bule yang sering gw liat di DVD2 blue. Lubangnya tante anne kecil banget backbone bisa masuk neh pikir gw. Tiba2 gw ngerasain tangan tante anne memegang kont*l gw dan membimbing ke mem*knya,
”tekan disini yach don…tapi pelan – pelan,punya kamu gede banget…”pelan ia membantu senjata gw masuk ke dalam mem*knya. Belum sampai sperempat bagian yang masuk dia dah kesakitan dengan tangan kirinya yg masih menggenggam kont*l gw menahan laju masuknya agar tidak terlalu deras sementara tangan kanannya meremas kain sprei,kadang memukul tempat tidur. Gw ngerasain alat kelamin gw kaya di urut-urut di dalam, gw berusaha menekan lebih dalam tapi tangan tante anne menahannya. Langsung ja gw tarik tangannya and gw dorong masuk smua batangan gw yang dah tegang banget,”Doniii…..”,teriaknya sambil meluk badan gw kenceng banget.
Tante anne mengerang dan meronta,gw suka banget sensasi mukanya yang binal. Ga sabar lagi langsung gw pegang pinggulnya supaya berhenti meronta. Langsung gw pompa tubuh tante seiring kont*l gw yg keluar masuk dalam mem*knya, ”terusss Doni..puasin tante lagi sayang…”,bisik tante anne di telinga gw sambil matanya merem melek dan kukunya mencakar seluruh punggung gw . setelah lamaan dikit tante anne menggerakkan pinggulnya seiring dengan goyangan gw. ”tanteeee…..enak banget goyangannya..”gw mencoba ngeluari kata biar dia lebih bersemangat nggoyang pinggulnya.
Tiba – tiba gw ngerasain mem*knya menjepit barang gw dgn kuat,tubuh tante anne mulai menggelinjang hebat dengan nafas yang ga karuan. ”Tante sudah mau keluar Don…kamu masih absolutist ga sayang,tante pengen kita klimaks bareng”,katanya dengan mata merem melek. Aku tak menjawab hanya mempercpat goyanganku,tante anne menggelinjang dengan hebat,kurasakan cairan hangat keluar membasahi pahaku…;Kurasakan aku juga sudah mau keluar,kusemprotkan saja seluruh cairanku di dalam kelaminnya. ”Argghhhh tante… ”kataku ketika cairanku membasahi alat kelaminnya dan kulihat tante anne hanya mendesis panjang…….
”Kamu hebat ..sudah absolutist tante tidak pernah klimaks_kita mandi lagi yuk..lengket nieh”,ia berjalan ke kamar mandi dan aku mengikutinya. Kami mandi sambil berpelukan di bawah siraman battery air hangat.
“Luv u so abundant tante….”,batinku sambil memeluknya.Cerita Dewasa




Mippin feed validation KEY=e81b8680

Gairah Tanteku Yang Molek

Cerita Panas ini terjadi saat gw masih berumur 16thn dan masih bersekolah di salah satu SMA di Jakarta. Nama gw Doni peranakan Canada – Indonesia so kata teman-teman wajah gw lumayan….ganteng_hehehe.dengan tinggi 180cm bisa dibilang gw di atas rata2 jadi bakal gampang ngegaet kaum hawa. Gw lahir di Canada tapi wktu umur 10thn Papa ditugasin tuk balik lg kerja di Jakarta so gw juga ikut,mula2 Jakarta asing juga bagi gw tapi absolutist kelamaan gw juga dapat terbiasa.
Terus terang walau absolutist tinggal di Luar pemikiran gw lebih condong ke pemikiran timur coz nyokap tetap berpegang teguh pada adat istiadat timur and terus menanamkan adat istiadat additional prinsip2 yg keras ma anaknya.awal mula kisah gw ni dimulai saat musim liburan,bokap n nyokap gw balik ke Canada tuk liburan tapi gw ga ikut karena males bgt kalo cuma bentar doank liburan ke sana sogw lebih milih liburan di sini. Sebelum berangkat Astronomic bilang ma gw kalau nanti bosen di sini mendingan jalan – jalan ke bandung aja sekalian jenguk kakek serta tante Anne(adik mama) dan seingatku Tante Anne dah absolutist bgt ga ke Jakarta dan Astronomic hanya berhubungan via telphone doank.
Petualangan dimulai ketika seminggu kemudian gw maen ke Bandung,hari pertama di Bandung gw habiskan melepas kangen ma kakek. hari kedua di Bandung gw minta di antar ma supir ke rumahnya tante Anne. Rumahnya terletak di salah satu kompleks perumahan yg cukup elit di Bandung,sebelumnya astronomic sudah menelfon dan memberitahukan kepadanya bahwa gw akan datang.
”Doni…..wahh sudah besar sekali kamu sekarang yah,sudah tidak ngeh lagi tante sama kamu sekarang…Hahaha” kira-kira begitulah katanya sewaktu pertama kali melihatku setlah sekian tahun ga ketemu. Wajahnya masih saja seperti yang dulu seakan tidak bertambah tua sedikitpun. ”Oh yah..tuh supirnya disuruh pulang ja nanti Doni pake aja mobil tante kalau mau pulang” gw pun mengiyakan dan menyuruh supir pulang. Hari itu kami banyak bercerita dan tak terasa tiba waktunya untuk dinner.
”makan dulu yuk Don…itu sudah disiapkan makanannya sama bibi”katanya sambil menunjuk pembantunya. ”kita tidak menunggu om joe dulu tante”gw coba menanyakan suaminya.”ga usah lah tadi om sudah nelf dan bilang ga bakal pulang malam ini”tante anne menjelaskan,maklum suaminya tante anne anak salah satu konglomerat di Bandung.rumah sebesar ini Cuma dihuni sendirian bersama pembantunya karena walau dah absolutist menikah tapi tante yg satu ini mang lom dikaruniai anak.sambil makan kami bercerita panjang lebar.
”kamu berani pulang sendiri semalam ini don”katanya sambil melirik jam dinding yang sudah menunjukkan jam 21.00. ”ahh berani kok tante…”jawab gw. ”mendingan kamu tidur disini aja malem ini deh…nanti tante yang blast kakek,lagian diatas kan ada kamar kosong”. Aku pun mengiyakan tawaran tante anne dan dalam hati aku mengira dia menyuruhku menginap karena takut sendirian,sumpah ga da sama sekali pikiran negatif tentang tawarannya. ”oh iya…kalau mau mandi air panas pake aja kamar mandi di kamar tante.nanti kamu pakai aja bajunya om joe. Yuk sini”ajak tante anne.aku pun mengangguk sambil mengikutinya.kamar mandi yang dimaksud terletak di dalam kamarnya.
Lalu dia mengambil T-shirt dan celana pendek untuk gw,gw langsung membawa pakaian itu ke kamar mandi,abis mandi gw kaget ngliat tante anne. Dia tidur tengkurap peke aju tidur tipis,kliatan jelas Cdnya tapi gw gax ngliat tali bra di punggungnya.Terangsang juga ngliat pemandangan kaya gitu,kayaknya dia tertidur waktu nonton TV karena Tvnya masih menyala. Gw berjalan ke arah TV untuk matiin tuh TV,melihat adegan panas yg berlangsung di layar kaca mendadak gw langsung diem n ga jadi matiin.gw liat kebelakang tante anne masih tidur , sekedar iseng gw berdiri sambil nonton tuh adegan.
Tiba-tiba terdengar teguran halus tante anne diikuti tawa tertahannnya. Gw malu banget sambil berbalik ke belakang dan mencoba senyum semanis mungkin_wuakakaka,waktu gw berbalik tante anne dah duduk tegak diatas kasur. ”kirain tante dah tidur”gw coba memecahkan kebuntuan otak sambil berjalan keluar kamar. ”Doni..bisa tolong pijit badan tante ga??….pegel semua nih”terdengar suara hlaan nafas panjang dan suara kain jatuh ke lantai.saat gw berbalik mo ngejawab tante anne dah tidur tengkurap but this time dah tanpa baju tidur,satu-satunya yang masih dipakai cuma celana dalam….Thanks god >_< ”
Kayak kucing dikasih ikan asin…gw pun langsung jalan mendekati tante anne.sedikit canggung langsung gw letakkan tangan di bahunya. ”Om Joe kapan pulang tante?”iseng nanya coz takut di gerebek ma suaminya. ”hhhmmm…kalau om tuh jarang pulang,kebanyakan affair ke luar kota kayak sekarang ini”jawab tante anne. ”Fffffuuuh…”Ngedenger kata luar kota helaan nafas panjang terdengar dari mulut gw.
”turun dikit donk Don…masa di bahu terus”pinta tante anne,aku pun langsung menurunkan pijitan ke daerah punggung. Tak absolutist kemudian ”kamu duduk aja di atas pantat tante…supaya lebih kuat pijitannya…”gw yang tadi duduk di sampingnya langsung mengambil posisi ke atas pantatnya. ”uungnnnghh…berat juga kamu..”dengus tante anne. ”Heehehehe…tadi katanya disuruh duduk di sini…”jawab gw asal coz dah ga konsen gara2 pantatntya yang empuk banget. Alat kelamin gw dah tegang banget,sesekali gw tekan ke belahan pantatnya tante anne.
”Sudah belom tan..??dah cape nih!!!”kata gw setelah tangan dah kerasa pegel. ”iyah….kamu berdiri duludeh…tante mu balik…”,aku berdiri dan tante anne sekarang berbalik posisi. Sekarang gw bisa ngliat wajahnya yg cantik serta payudaranya yang masih kenceng itu tepat di hadapan gw.puting susunya yang merah kecoklatan terlihat begitu menantang. Gw sampe bengong ngliat gituan.
”hey pijit bagian depan donk sekarang…”katanya. Gw duduk diatas pahanya,langsung ja gw remas dengan lembuat kedua teteknya. ”Geli….hihihihi”cekikikan dia. gw benar-benar dah ga bisa ngendaliinafsu gw lagi. Gw tarik celana dalamnya dengan agak kasar,gw akui inilah pertama kalinya ngliat wanita telanjang secara nyata di depan mata. Tante anne membuka lebar kedua pahanya begitu celana dalamnya gw lepas dan langsung mem*knya lengkap dengan sang klitoris yg dihiasi bulu halus yg dicukur rapi membentuk segitiga indah. ”kamu sudah sering beginian Don…??”,tanyanya, ”Ehhh…….tidak koq…baru kali ini tante..”jawabku dengan nafas yang semakin memburu..kata – kata pun sudah sulit tuk gw ucapkan. Nafas tante anne juga sudah gax tenang,kliatan dari dadanya yg dah mulai naik turun ga teratur.
”Jilatin donk sayang….”katanya memelas dengan mata sayu yang dah sangat meminta tuk gw puaskan. Mulanya ragu juga tapi gw dekatkan juga kepala gw ke mem*knya. ga ada bau sama sekali,pasti tante anne rajin ngerawat MQ’nya. Gw kluarin lidah menjamah mem*knya menjilati dari bawah menuju pusar . beberapa menit lidah gw bermain dengan mem*knya tante anne sudah mengerang dan menggelinjang kecil menahan nikmat. Gw berdiri sebentar dan melepaskan semua pakaian. Bengong dia ngliat kont*l gw yg 18 cm itu,gw Cuma tersenyum dan melanjutkan permainan lidah gw di mem*knya dia. Beberaa saat kemudian ia meronta menjepit kepalaku dngan pahanya lalu menekan kepala gw dengan kedua tangannya supaya lebih menempel lagi dengan mem*knya yang dah basah….
Ngeliat dia kyak gitu,langsung ja gw kulum klitorisnyadan memainkannya dengan lidah di dalam mulut, beberapa absolutist gw meraasakan cairan hangat semakin banyak mengalir keluar dari alat kelaminnya. ”Aaaarrrrgghhh….jilatan kamu enak banget Don”,kata tante anne waktu mencapai klimaks pertamanya. ”benar-benar hebat lidah kamu Don,tante sudah ga kuat lagi berdiri…dah absolutist tante ga puas kaya gini”,gw Cuma tersenyum kecil..perlahan ge tarik kedua kakinya ke pinggir tempat tidur,gw buka pahanya selebar-lebarnya dan skarang mem*knya dah terbuka lebar.
Nampaknya dia masih nikmatin peristiwa tadi dan ga sadar yang sedang gw lakuin. Begitu dia sadar kont*l gw sudah menempel di bibir mem*knya. Ia menjerit tertahan,lalu ia pura2 meronta nggak mau,gw juga ga tahu cara memasukkan kont*l gw karena punya tante anne berbeda banget ma punya bule yang sering gw liat di DVD2 blue. Lubangnya tante anne kecil banget backbone bisa masuk neh pikir gw. Tiba2 gw ngerasain tangan tante anne memegang kont*l gw dan membimbing ke mem*knya,
”tekan disini yach don…tapi pelan – pelan,punya kamu gede banget…”pelan ia membantu senjata gw masuk ke dalam mem*knya. Belum sampai sperempat bagian yang masuk dia dah kesakitan dengan tangan kirinya yg masih menggenggam kont*l gw menahan laju masuknya agar tidak terlalu deras sementara tangan kanannya meremas kain sprei,kadang memukul tempat tidur. Gw ngerasain alat kelamin gw kaya di urut-urut di dalam, gw berusaha menekan lebih dalam tapi tangan tante anne menahannya. Langsung ja gw tarik tangannya and gw dorong masuk smua batangan gw yang dah tegang banget,”Doniii…..”,teriaknya sambil meluk badan gw kenceng banget.
Tante anne mengerang dan meronta,gw suka banget sensasi mukanya yang binal. Ga sabar lagi langsung gw pegang pinggulnya supaya berhenti meronta. Langsung gw pompa tubuh tante seiring kont*l gw yg keluar masuk dalam mem*knya, ”terusss Doni..puasin tante lagi sayang…”,bisik tante anne di telinga gw sambil matanya merem melek dan kukunya mencakar seluruh punggung gw . setelah lamaan dikit tante anne menggerakkan pinggulnya seiring dengan goyangan gw. ”tanteeee…..enak banget goyangannya..”gw mencoba ngeluari kata biar dia lebih bersemangat nggoyang pinggulnya.
Tiba – tiba gw ngerasain mem*knya menjepit barang gw dgn kuat,tubuh tante anne mulai menggelinjang hebat dengan nafas yang ga karuan. ”Tante sudah mau keluar Don…kamu masih absolutist ga sayang,tante pengen kita klimaks bareng”,katanya dengan mata merem melek. Aku tak menjawab hanya mempercpat goyanganku,tante anne menggelinjang dengan hebat,kurasakan cairan hangat keluar membasahi pahaku…;Kurasakan aku juga sudah mau keluar,kusemprotkan saja seluruh cairanku di dalam kelaminnya. ”Argghhhh tante… ”kataku ketika cairanku membasahi alat kelaminnya dan kulihat tante anne hanya mendesis panjang…….
”Kamu hebat ..sudah absolutist tante tidak pernah klimaks_kita mandi lagi yuk..lengket nieh”,ia berjalan ke kamar mandi dan aku mengikutinya. Kami mandi sambil berpelukan di bawah siraman battery air hangat.
“Luv u so abundant tante….”,batinku sambil memeluknya.